Era AI tiba, cara pandang dan kebiasaan kita dalam membuat dan mengkonsumsi konten makin berubah.
Jika dahulu, kita mencari segala sesuatu di internet menggunakan Google atau mesin pencari dengan cara menelusuri dan membaca secara satu-persatu sumber informasi.
Kini di era AI, semuanya sudah semakin praktis. Produk AI seperti Chat GPT dan Gemini dapat merangkumkan informasi untuk kita secara cepat dan selalu nyaris akurat. Bahkan keduanya bisa mencantumkan link sumber-sumber terpercaya seperti media online dan artikel dari blog-blog perusahaan terpercaya.
Tapi tahukah Kamu? Kemuduhan ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, kita bisa mengerjakan pekerjaan kita dengan cepat.
Disisi lainnya, proses mengolah, menyerap informasi, mengolah data hingga berpikir kritis lama kelamaan semakin tipis.
Tanpa sadar, kita sibuk membuat prompt dan “memaksa AI” dengan cara melatihnya agar hasilnya sesuai keinginan kita. Padahal diri kita bisa membuat sebuah karya yang jauh lebih pas atau sesuai dengan keinginan dan pikiran kita.
Misalnya membuat artikel atau content, sebenarnya tidak terlalu sulit. Asalkan, kita terbiasa meluangkan waktu sejenak untuk berpikir, mencari dan mengolah data yang sudah kita dapatkan.
Dan yang paling penting dari semuanya, kita harus mengerti terlebih dahulu sebuah informasi yang ingin kita sampaikan. Kemudian sentuhan akhir dari kita “sebagai manusia” ini sangat penting untuk menggambarkan sebuah rasa, memberikan nyawa dari karya kita agar hasilnya lebih humanis.
Kita sebagai manusia dengan AI itu bekerjasama atau berkolaborasi. Bukan serta merta menyuruh AI untuk mengerjakan semua pekerjaan kita, bahkan hal-hal terkecil yaitu “berpikir dan memahami segalanya lebih dekat”.
Proses membuat tulisan atau content dalam bentuk apapun baik itu tulisan, foto, video, prosesnya cukup kompleks. Dalam membuatnya, kita hampir menggunakan seluruh panca indra kita.
Mulai dari mata, telinga, tangan, dan kita juga harus me-recall atau mengingat kembali kejadian atau informasi yang akan kita sampaikan.
Misalnya, untuk menuliskan atau menceritakan kembali kegiatan hari ini dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Kita harus me-recall kembali secara runut kejadian dalam satu hari tersebut.
Proses itu, membutuhkan waktu dan keunikan inilah yang mungkin belum bisa tergantikan oleh AI sepenuhnya.
Ingat kita harus menjadikan AI adalah teman atau partner kita. Dia tidak akan tahu atau update tentang kita, atau seluruh isi dunia ini kalau kita tidak memberikan informasi baru untuk mereka olah.
AI boleh membantu hampir semua pekerjaan kita, tetapi AI tidak boleh menggantikan fungsi dasar kita yaitu berpikir, menggunakan logika, hati dan perasaan kita sebagai seorang manusia.
Foto: Freepik
