Acha, yang kini tinggal di Sydney, bercerita tentang kehidupannya yang seimbang antara karier akting dan keluarga. Ia hanya mengambil 2-3 film setahun agar bisa fokus pada anak dan suaminya.
Acha mengungkapkan bahwa ia berasal dari keluarga pendidik yang memberinya fondasi disiplin sejak kecil. Namun, titik balik spiritualnya terjadi sebelum ia mendapatkan peran di film horor "Qodrat." Saat itu, ia sedang berada di titik terendah dan berdoa di Sydney, meminta sebuah pekerjaan yang bisa membawanya lebih dekat kepada Allah. Tak lama setelah salat Ashar, ia menerima telepon yang menawarkannya peran sebagai Azizah di film tersebut.
Peran ini menjadi cerminan baginya. Acha merasa hidupnya sejajar dengan karakter Azizah yang menghadapi masalah dan membutuhkan kedekatan dengan Tuhan. Melalui pendalaman karakter, Acha menyadari bahwa ia terlalu fokus pada hal-hal duniawi. Ia pun memulai salat taubat, istikharah, dan tahajud. Ia percaya jika tidak mendapatkan film ini, ia tidak akan sekuat sekarang.
Acha juga berbagi tentang anugerah unik yang ia miliki: ia sering bermimpi tentang hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Bahkan, nama anaknya, Bridgia, berasal dari mimpi. Ia mengakui kelebihan ini bisa menjadi beban, namun Daniel menyarankan agar Acha melihatnya sebagai hadiah untuk menjadi "partner" Tuhan dalam membawa surga ke dunia.
Di akhir video, Acha mengungkapkan keinginannya untuk tidak lagi bolak-balik antara Jakarta dan Sydney, dan ingin lebih fokus menjadi seorang ibu yang hadir penuh waktu, karena baginya kehadiran lebih berharga daripada uang atau status.