Sejak ada ai seperti chatgpt dan gemini, membuat content semakin mudah dan menyenangkan. Belum lagi Ai seperti VO3 bisa membuat video seperti real padahal cuma dibuat dengan prompt.
Kedepannya bagaimana nasib para penulis, content creator dan lainnya dengan perkembangan Ai? Banyak orang khawatir kalau Ai dapat menggantikan manusia.
Sebenarnya kita sendiri dapat berkolaborasi dengan Ai untuk menghasilkan konten-konten menarik yang lebih cepat.
Tapi pertanyaannya balik lagi apakah tujuan awal kita dalam membuat konten? Apakah pembuatan konten itu harus cepat dan mengejar viralitas?
Lalu setelah viral, biasanya content creator yang tenggelam karena ada dkonten-konten baru yang di upload setiap detik dari para pengguna internet yang jumlahnya semakin masif di Indonesia.
Berdasarkan data dari social weare social 2025, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 212 juta (74% dari total populasi) dimana 50% nya 143juta orang Indonesia aktif bermedia sosial dengan durasi 3 jam 8 menit setiap harinya.
3 jam sehari bayangkan bagaimana jika 3 jam itu di convert dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti menulis, gym, atau berenang ? Mungkin sudah bisa 1,5 jam gym 1 jam menulis atau djournaling sisa 30 menitnya bersantai istirahat makan atau santai sambil ngopi-ngopi.
Membaca buku atau artikel selama 1 jam, kayaknya lebih bermanfaat dibanding hanya scroll-scroll konten-konten caper yang hooknya cuma bikin clickbyte dan ngebuat kita stay di videonya sampai habis.
Sebenarnya kita harus berhati-hati dengan kebiasaan menonton video durasi pendek. Bukannya apa, tapi coba bayangkan dari 1 menit video. Semenit itu berapa sih kemampuan kita menyerap informasi isi dari video?
Bahkan video sekarang, setiap detik tidak ada jeda bagi otak kita untuk memproses. Coba cek durasi 5 detik short video saat ini ,sudah ada berapa potongan frame gambar dan video yang dimasukan di dalamnya. Seolah creator membuat tiap detik begitu berharga, maka harus dimasukan banyak gambar, suara, video dan informasi yang begitu cepat agar tidak membuang-buang durasi.
Video panjang seperti Youtube, menurut saya lebih baik karena informasi yang kita dapatkan cukup lengkap. Kita paham dan tahu konteksnya tidak sepotong-sepotong dan memang untuk menonton video panjang memakan waktu lebih lama sekitar 15-30 menit bahkan 1 jam.
Tapi sekali lagi, bukan berarti kita tidak boleh menonton video pendek. Cuma kita jangan menghabiskan waktu kita yang cukup berharga hanya untuk scroll video di social media selama 3 jam.
Ajak dan asah otak kita untuk berpikir dan menyerap informasi itu tidak perlu terburu-buru.